Memori of 9/2
Sesaat habis liputan di Senci, aku ingin pulang langsung ke kos dan tidak ingin ke kantor. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 wib. Tahu sendiri kalo jam segitu, Sudirman-Thamrin dan jalan-jalan gede selalu ramai dipenuhi oleh pekerja kantoran yang ingin pulang. Menunggu hampir satu jam, bus P67 jurusan Blok M-Senen selalu penuh.
Sesaat habis liputan di Senci, aku ingin pulang langsung ke kos dan tidak ingin ke kantor. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 wib. Tahu sendiri kalo jam segitu, Sudirman-Thamrin dan jalan-jalan gede selalu ramai dipenuhi oleh pekerja kantoran yang ingin pulang. Menunggu hampir satu jam, bus P67 jurusan Blok M-Senen selalu penuh.
Akhirnya aku pilih naik busway, meski harus transit ke sana-ke mari. Aku naik dari halte depan Ratu Plaza. Saat transit di Dukuh Atas, ternyata antrinya luar biasa sampai ke pintu jembatan. Kayaknya jam 7 malam baru bisa masuk bis selanjutnya.Aku pilih melanjutkan lagi ke arah kota dan nanti berencana turun di BI dan langsung naik 937/916 ke arah Kampung Melayu. Dobel sih (ongkosnya), tapi mau gimana lagi. Nah sesaat di halte Sarinah, terasa ada yang menggesek-gesekkan di celanaku. Maklum saja, karena mau turun di halte BI aku langsung mendekat ke pintu ke luar dan tangan kananku memegang pegangan di atas. Pas aku lihat ke bawah, ternyata orang di sebelah menggesekkan tasnya. Aku pikir tidak jadi masalah. Toh, di dalam juga desak-desakan.
Aku masih menyalakan musik di hape kesayanganku, Samsung M3510 melalui headset bluetooth Nokia BH-503. Karena headset tersebut tanpa kabel, aku melenggang begitu saja dengan nyaman. Pas nyampe halte BI dan sampai pintu palangan ke luar, headsetku tiba-tiba mati. Aku pikir hapeku ada masalah, kepencet atau kenapa gitu. Aku cek ke saku celana.Hahhhh???hapeku tidak ada. Mungkin karena saking tipisnya, jadi tak kerasa meski ada yang ngambil. Atau aku kena guna-guna, jd dibikin ga terasa?? au ah..gelap!!
Aku melongok ke jalan, busway yang aku tumpangi tadi terus melenggang. Aku tanya ke petugas tiket busway. "Wah, Mas jadi korban kedua hari ini," kata petugas itu. "Yee...gimana sih, bukannya malah menolong malah ngeles," pikirku. "Trus gimana??"Petugas itu hanya memberikan kartu gratis untuk bisa masuk ke busway berikutnya.
Naas sekali busway selanjutnya kosong sehingga lanjut terus. Otomatis, busway-nya tertinggal dan makin jauh. Baru busway berikutnya, aku bisa masuk.Pas sampe di dalam busway, aku mulai nelfon ke hapeku. Ternyata sudah dimatikan. Aku pikir sudah tidak mungkin ditemukan karena bagaimana mungkin menemukan hape di tengah banyak orang.
Pas nyampe di halte Harmoni, aku sudah linglung. Bagaimana mencarinya??Ya sudah deh, aku relakan saja. Aku anggap semoga menjadi amalku saja. Mungkin saja ini teguran kepadaku karena aku jarang beramal. Kalau lihat ayat di atas, aku jadi lega. Jadi kita diingatkan agar tidak terlalu bersedih saat orang atau barang yang kita sayangi hilang. Begitu sebaliknya, tidak terlalu gembira saat ada rejeki lebih diberikan kepadamu. Yaa..hapeku..baru sebulan aku mengenalmu. Semoga aku mendapat ganti dirimu yang lebih baik lagi (apalagi gratis lagi).
Seminggu sesudah kejadian itu, narasumberku mulai menghubungiku lagi (maklum aku baru saja lapor ke XL Center bahwa kartuku hilang seminggu setelah kejadian).
"Kok dihubungi ga bisa??" tanya seorang narasumberku.
"Hape saya hilang mbak?"jawabku lemas.
"Lho..hape yang saya beri itu?" tanya wanita diseberang telfon itu makin gemas.
"Iya mbak," jawabku sambil menunduk.
Tahu ga siapa yang menelfonku itu? dia Ellie, PR ARC dari Samsung yang memberikan hape itu sebagai hadiah pemenang juara I Best Write Up Samsung dan sebagai hadiah sehabis opname DB-ku.
6 komentar:
wah sayang sekali....
tapi sudah terlanjur. lainkali lebih ati2 kali..
dan semoga dapat gantinya yg lebih bagus....:)
hmm... Sabar Pak De, tar dapat ganti yang lebih bagus lagi, insya Allah. tapi kan dapat pelajaran juga, jangan terlalu nyante klo mo turun bis, waspadalah... Waspadalah...
Di Jakarta, kita tidak sendiri mengalami hal seperti ini. Sebulanan yang lalu Kartika anak Tempo juga mengalami hal serupa, hapenya hilang. Dua tahunan yang lalu, dua hapeku langsung disikat pencopet saat naik KRL yang penuh sesak. Ya mungkin itu adalah teguran kepada kita, untuk lebih banyak beramal, untuk sadar bahwa semua yang kita miliki hanyalah barang titipan, yang setiap saat bisa terambil dengan berbagai cara, juga mengingatkan kita untuk berhati-hati. Ingat pesen Bang Napi :D
waduwww...
alhamdulillah sampe sekarang aku belum pernah kehilangan hape hehehe... jangan sampe.
yang tabah ya oom... =)
Waaaaah baru tau cerita lengkapnya...
hehehe... telat banget yah.
Yowis ndak papa, untung gratisan... ^_^
*dasar orang endonesa, kena musibah masih aja beruntung :p
duh. ikut bingung deh.. tapi ya dah kan diats artikel dah ada kutipan ayatnya.. itu kan sdah jawabnnya..
semoga ja om korban terakhir.. biar ga ada lagi yg sedih.. n semoga mendapat yg lebih baik...
Posting Komentar