Islamic Widget

Kamis, 16 September 2010

Liburan Lebaran

Ah..sedih sekali meninggalkan kampung halaman. Setelah sepekan bernostalgia dengan keluarga dan sanak family, teman sekolah hingga tetangga, kini saatnya membanting tulang kembali di ibukota.

Dalam perjalanan hampir 9 jam ini (Pare-SBY dengan 3 jam, SBY-JKT dengan pesawat Mandala Air cuma 1 jam) plus nunggu ini itu mulai dari bus bandara, check in dan masih sempat menulis berita sebelum take off.

Perjalanan ini benar-benar kumaknai sebagai ajang silaturahim dengan kerabat. Selain itu yang pasti adalah minta maaf ke orang tua setelah setahun tidak bertemu, terakhir bertemu ya lebaran tahun kemarin.

Dianggap anak durhaka? Ga sampai laahh..lha wong saya masih sering calling-callingan dengan mereka. Bahkan kalau ada uang lebih ya dikirim ke kampung.

Sepanjang perjalanan tadi, ada hal-hal unik yaitu seorang wanita (ibu-ibu) yang tersinggung akibat disenggol bapak. Ibu ini marah karena dianggap melecehkannya dan sempat ada cek-cok mulut sebentar. Walau sang bapak bersikukuh tidak pernah menyenggol karena itu refleks akibat goyangan bus.

Pas mendekati terminal Purabaya (Bungur Asih), ada sekelompok pengamen. Uniknya cara mengamen mereka mirip dengan Klantink, finalis Indonesia Mencari Bakat di Trans TV. Baik itu alat yang digunakan maupun cara menyanyinya. Bedanya lirik yang digunakan lebih karangan pribadi ketimbang menyanyikan lagu orang. Asyiknya, mereka bisa ceplas-ceplos menyindir pemerintah atau hanya mengingatkan tentang Tuhan.

Setelah sampai di Bandara Internasional Juanda Surabaya, aku langsung check in. Karena membawa dua tas gede, maka satu tas boleh dibawa ke bagasi dan sisanya bisa dibawa ke kabin.

Sambil menunggu take off, aku ngecek email. Siapa tahu ada tugas baru dari bos atau ada kiriman rilis dan berita tambahan. Eh, ternyata ada rilis dari Bank Indonesia, meski bapuk. Tapi tak apalah, bisa nambah jadi tiga berita hari ini.

Gw buka laptop dan langsung menulis di situ sambil HP membuka email. Alhamdulillah, bisa selesai satu berita kilas.

Pulang lebaran ini gw naik Mandala Air dengan kode penerbangan 0567 berharga Rp659 ribu plus biaya airport tax Rp30 ribu.

Penerbangannya ontime bahkan diberikan waktu untuk check in terakhir pukul 17.55 wib. Padahal take off baru 18.35 wib.

Penerbangan ini cuma memakan waktu 1 jam 5 menit. Tumben kok cepet ya? Bukannya 1,5 jam? Ah..whatever..sing penting selamat!!

Penerbangan yang dipiloti oleh Hendry Saut ini lumayan enak jalannya, telinga tidak terlalu sakit waktu take off, dibandingkan Lion yang terasa sakit banget.

Apalagi kalau kita memakai HP yang punya fasilitas airplane mode, jd sedikit mengurangi kebisingan.
Trus tempat kaki juga agak longgar meski diisi oleh 24 x 6 penumpang.

Di balik kursi ada Majalah Mandala (internal)-nya yang digarap lumayan bagus, ada juga majalah "FlyBuy" yang menjual barang-barang berupa suvenir maupun barang-barang lain seperti jam tangan, parfum, aneka mainan dsb. Harganya reasonable kok.

Kita turun di Terminal 2 pukul 19.30 dan naik bus jepang, turun di terminal 3. Yang dimaksud bus Jepang ini adalah hibah dari Jepang, cuma udah dibranding dengan bus bandara Soetta.

Pas sampai di Terminal 3, gw menunggu bagasi. Cukup lama juga nih. Kalau gw lihat sekelilingnya sudah mirip dengan Bandara Changi di Singapura. Bedanya tidak ada karpet. Di sini sudah ada touchscreen display, bank, resto lengkap dengan hiburan musiknya.

Yang males, nunggu bus bandara. Masa sudah sampai sejak pukul 20.00, bus baru berangkat jam21.30. Hmmmmm..hanya bisa mengelus dada aja sambil menyodorkan uang tiket Rp20 ribu. Habis ini masih cari taksi Ekspress atau bajaj ke kosan. Dan segera mimpi indah menyambut hari esok.

Ingat, Jakarta adalah tempat persaingan dahsyat. Di sini kita harus lebih kreatif di antara orang-orang kreatif. Ingat pula pesan Bang Napi, waspadalah-waspadalah...

Tidak ada komentar: