Presiden SBY mulai berulah kembali. Kali ini beliau curhat soal gajinya yang belum pernah naik selama 7 tahun menjabat (2004-2011).Lalu, apa maksud pimpinan kita itu?
Berdasarkan tulisan The Economist yang dikutip Tempointeraktif pada Juli 2010 bertajuk "Leaders of the fee World", Presiden Indonesia memiliki rasio besar gaji dibanding produk domestik bruto (PDB) per person per tahun di urutan ketiga dunia.
Dalam situs itu disebut, Presiden Indonesia mengantongi gaji per tahun US$ 124.171 atau setara dengan Rp 1,12 miliar atau 28 kali PDB per orang (pendapatan per kapita). Indonesia berada di urutan ketiga dunia setelah kepala negara Kenya (US$ 427.886 sekitar Rp 3,8 miliar atau 240 kali pendapatan per kapita) dan Singapura (US$ 2,18 juta sekitar Rp 19,8 miliar atau 40 kali pendapatan per kapita).
Pada 2005, Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan gaji kotor Presiden Yudhoyono termasuk tunjangan jabatan dan tunjangan lain adalah Rp 85.074.356 per bulan. Setelah dikurangi pajak dan potongan Rp 22.576.556, tiap bulan Presiden menerima gaji bersih Rp 62.497.800. Total setahun, Presiden Yudhoyono mendapatkan gaji sekitar Rp 749 juta. Hitungan tersebut berbeda dengan berita The Economist yang menyebut Presiden Indonesia mendapatkan sekitar Rp 1,12 miliar per tahun.
Menurut situs The Economist, Perdana Menteri Kenya Raila Odinga merupakan pemimpin negara dengan rasio gaji tertinggi dibandingkan PDB per orang atau pendapatan perkapita diukur dari daya beli masyarakat yaitu US$ 427.886 sekitar Rp 3,8 miliar (240 kali pendapatan per kapita). Sementara, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong digaji lebih dari 40 kali pendapatan per kapita di Singapura atau US$ 2.183.516 sekitar Rp 19,8 miliar.
Sore tadi, aku melihat tayangan Uya Kuya di SCTV. Ceritanya ada pasangan suami istri yang punya satu anak. Masalahnya, si anak merasa kalau dia bukan anak kandung. Tiap hari semua kebutuhan hidupnya tidak dicukupi. Dan yang lebih miris lagi, dia merasa malu karena selalu diledek temannya bahwa dia tidak mirip bapak atau ibunya sekalipun. Orang tuanya jelek, tapi anaknya cantik.
Tapi, masalah bukan cuma itu. Tiap hari si bapak bekerja mencari kerja bahkan sampai rela tidak makan di jalan. Eh, sampai rumah masih diomelin sama istrinya kalau penghasilannya kurang. Parahnya lagi, si ibu malah menghamburkan uangnya dengan main saweran dangdutan. Si anak ngomel lagi, tidak bisa kuliah karena tidak ada biaya. Si bapak rela menyisipkan uang gajinya (bahkan hingga di balik celana dalamnya), biar tidak ketahuan istri dan tidak dibuat saweran lagi.
Belum lagi, dua orang kakak beradik yang terpaksa tidur di kandang kambing. Ada juga ibu yang rela membunuh anaknya sendiri akibat tertekan biaya hidup. Atau banyak kisah miris tentang rakyat jelata yang kadang tidak banyak diekspos oleh media massa.
Maklumlah, berita miris tentang kesusahan rakyat tidak banyak diekspos. Media lebih suka berita adu jotos Jupe-Depe, Gayus, DPR yang kayak taman kanak-kanak mulai dari berantem hingga minta gedung baru bernilai triliunan. Fiuhhh...
Sepertinya, pimpinan kita krisis kepemimpinan. Mereka tidak mencontoh kehidupan terdahulu seperti Saiyidina Umar,misalnya. Beliau rela masuk kampung memberikan gandum ke rakyatnya yang kelaparan.
Eh, yang ini malah minta naik gaji!!Belum lagi membuat macet saat pimpinan kita itu pulang kampung di Cikeas!Trus, mo curcol apalagi ya beliau??kita tunggu saja..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar