MEMATIKAN: Gerakan Brazilian jiu jitsu lebih banyak bermain di pergumulan lantai. Terlihat tidak berbahaya, padahal mematikan.
DARI medan perang,seni bela diri kini banyak dikombinasikan dengan olahraga. Salah satunya adalah Brazilian jiu-jitsu yang mengandalkan pergumulan lantai. Sempat kalah populer dengan bela diri asal Jepang lain seperti karate, judo, kempo, dan aikido, bela diri jiu-jitsu mendapatkan momentum kembali setelah Royce Gracie, penyandang sabuk hitam Dan IV jiu-jitsu asal Brasil berhasil memenangi kejuaraan tarung bebas Ultimate Fighting Championship (UFC).
Teknik Gracie jiu-jitsu atau Brazilian jiu-jitsu sebenarnya mencakup semua aspek pertarungan tangan kosong. Mulai teknik memukul, menendang, membanting, mengunci,hingga bergumul. Namun,yangpalingpopuler dari Brazilian jiu-jitsu adalah pertarungan bawahnya. Terutamakunciandancekikannya yang sangat memati-kan. ”Tekniknya mirip olahraga gulat atau sumo di Jepang.
Namun, petarung berusaha untuk mendapatkan posisi dominan.Baik di bawah maupun di atas untuk mengalahkan lawan dengan kombinasi kuncian dan cekikan,” sebut Niko Han, pemegang sabuk hitam Dan IV Brazilian jiu-jitsu sekaligus pendiri Akademi Sinergy Jiu-Jitsu di Indonesia.
Sejak 1996, Niko berguru langsung pada Rickson Gracie di Los Angeles,Amerika. Rickson adalah putra founder Gracie jiu-jitsu,Helio Gracie. Menurut Niko, Brazilian jiujitsu dikembangkan agar pemilik tubuh kecil bisa mengalahkan lawan yang lebih besar dengan penerapan teknik tertentu.
Semua Bisa Melakukan
Brazilian jiu-jitsu, Niko menyebutkan, cocok untuk segala usia. ”Asal tidak memiliki kelainan penyakit tertentu, seperti jantung,stroke, atau penyakit dalam lain,” katanya.Bahkan,Niko malah menganjurkan pada wanita untuk mempertahankan diri. Dia lantas menyebut banyak kasus di Amerika di mana seorang wanita bisa me-ncekik leher seseoran1g dengan kakinya.
”Di malam hari, banyak wanita jalan sendirian yang mendapat ancaman ditodong, dibunuh, bahkan diperkosa,”paparnya. Kaki seorang wanita,Niko mengatakan, cukup kuat untuk mencekik leher seseorang. Terutama mereka yang sering berjalan kaki. Begitu pula dengan bentuk badan. ”Mereka yang bertubuh kurus bisa mematahkan lawan gemuk jika mengetahui tekniknya,” kata pemilik sabuk ungu Fransino Tirta, yang juga menjadi murid Niko Han.
Sejak bela diri ini meluas pada 2000, peminatnya bukan hanya atlet, kalangan eksekutif juga menyukainya. Baik itu berprofesi pengacara, dokter, hingga ibu rumah tangga yang terbiasa keluar rumah sendirian. Niko menuturkan, bela diri ini sangat aman untuk siapa saja. Bahkan, saat harus sparring (latihan bertarung) sekalipun.Tidak ada cedera yang bisa melukai peserta.
”Malah, cabang bela diri lain justru lebih besar risiko karena salah melakukan pukulan, akan berdampak pada ce-dera. Entah itu muka lebam atau terkilir,”paparnya. Sama seperti cabang bela diri lain,Brazilian jiu-jitsu juga mengenal tingkat kemampuan yang dinyatakan dalam sabuk,yakni sabuk putih (pemula), biru,ungu,cokelat dan hitam (instruktur).
Mereka yang memiliki sabuk hitam pun punya tingkatan lagi. Setelah tingkat (Dan) ketujuh, warna sabuk diganti merahhitam. Pada Dan 9-10, sabuk berubah merah total. Namun, mereka yang menyandangnya hanyalah keluarga Gracie. Antara lain Helio,Carlos, Relson,dan Rorion Gracie.
Di Jakarta,sudah ada lima cabang Brazilian jiu-jitsu, yakni di Pasaraya Grande, Blok M, Muara Karang, Kelapa Gading, Setia Budi, dan Kebayoran. ”Bela diri ini sudah menjadi gaya hidup semua orang. Saya saja bisa sakaw bila tidak ada lawan main dalam sehari,”canda Fransino.
Brazilian jiu-jitsu disebutnya sangat efektif dalam melatih kekuatan semua otot tubuh atas hingga bawah.”Juga dapat membakar lemak, mengingat tenaga yang terkuras dan keringatan yang keluar selama dua jam cukup banyak,” sebut Fransino yang sudah dua tahun mempelajari teknik ini.(didik purwanto)
Saturday, 24 May 2008
TKP: http://mixedfighting.blogspot.com/2008/05/sakau-jiu-jitsu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar