Islamic Widget

Minggu, 20 Maret 2011

Pentingnya Sarapan dan Memilih Sekolah Bagi Anak

Pagi-pagi abis bangun tidur (sebenarnya bukan pagi lagi karena udah jam 10 siang), aku iseng cari gelombang radio yang sedang memperdengarkan acara inspiratif. Kalo jam 10 tadi, aku tune in di Smart FM, ternyata ada talkshow Cara Komunikasi Persuasif yang efektif. Tidak banyak yang dibahas, cuma kesaksian dari peserta yang telah ikut pelatihan.


Ooo..ternyata acara tersebut merupakan acara pemanasan untuk pelatihan yang akan dilakukan Sabtu besok di gedung Jakarta Desain Center (JDC) Slipi. Acaranya bayar Rp50ribu bila tidak memiliki kartu kredit Platinum maupun Gold. Di situ akan diberikan gratis CD tentang komunikasi persuasif efektif senilai Rp325ribu. Yaa..biasalah teknik penjualan khas Tung Desem Waringin. Apalagi kalo menelfon untuk reservasi pelatihan langsung sebelum jam 11 siang ini, ada diskon 50%. Yaa..obral banget. Males dehhhh..


Channel aku rubah ke 99.1 FM, ada suara Shahnaz Haq tentang obrolan masalah anak. Kayaknya seru banget. Nih sebenarnya saluran apa sih? aku dengerin aja ampe habis. Sampe selesai baru aku ngeh kalo ini channel Delta FM.Nah, di sini dibahas (mesti bukan urusan gw tapi talkshow ini begitu berharga untuk persiapan saat dan setelah menikah nanti). Penting juga untuk orang tua (meski bagi seorang bapak) untuk memperhatikan nasib si anak. Baik masalah gizi hingga pemilihan sekolah.


Ada beberapa masalah yang menyentil aku dari pertanyaan peserta talkshow. Seorang ibu sedang bingung, memiliki anak usia 2 tahun 3 bulan tapi belum pandai ngomong, beda dengan anak seusianya. Alhasil, apakah dengan menyekolahkan pada usia 2.5tahun dengan harapan akan pandai ngomong itu lebih baik? trus sekolahnya di mana? kan ada sekolah biasa sampe sekolah, yang katanya bertaraf internasional?


Wahhh..usia 2.5 tahun mau disekolahin? beda banget ama gw yang baru masuk TK usia 5 tahun. Aku pun dibiarin dua tahun di sana dan baru usia 7 tahun masuk SD. Ternyata saat radio tersebut melakukan polling terhadap pendengarnya tentang usia masuk sekolah, sekitar 75% setuju untuk mendidik anak sejak usia dini. Mungkin bukan sekolah resmi langsung TK kali ya, bisa melalui play grup atau semacamnya. Lantas ada juga yang bingung karena ada anak tetangga yang sudah diajari bahasa asing sejak dini. Menurut narasumber (yang aku lupa catat namanya, tapi merupakan praktisi anak dan praktisi gizi dari Nestle) menyarankan agar anak harus mempelajari satu bahasa induk (bahasa ibu) terlebih dahulu. Telat belajar bahasa asing tidak menjadi masalah, asal ada bahasa ibu yang harus dikuasainya dulu. Jika satu bahasa sudah dapat dikuasai, untuk belajar bahasa asing lain itu akan terasa mudah.


Hal ini diakui oleh Oppie Andariesta, penyanyi populer dekade 90-an ini kan bersuamikan orang Amerika. Nah, saat komunikasi dengan suami ini, penyanyi yang mempopulerkan "Andai Aku Orang Kaya" tersebut malah memakai bahasa Jawa dan kadang bahasa Indonesia. Anaknya (yang katanya Shahnaz dipanggil Bejo, padahal bule banget) itu malah bengong. Menurut narasumber tadi, anak tersebut justru bingung kepada orang tuanya. Dia memakai bahasa komunikasi yang mana? jangan lupa sifat anak selalu meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Jadi, akan lebih baik orang tua memberikan satu bahasa induk, lantas kalo sudah lancar baru mengajarkan bahasa asing lain.


Nah, untuk bisa (istilahnya) otaknya moncer, sang anak harus memenuhi gizi standar sebelum beraktivitas. Itulah pentingnya sarapan pagi. Orang tua (sesibuk apapun) harus menyiapkan sarapan untuk anak dan keluarga. Jika tidak sempat, belilah sarapan itu pada orang (toko) yang dipercaya selalu menyelipkan gizi pada makanannya. Namun, memasak sendiri akan lebih baik karena bisa tahu gizi yang harus disertakan.


Sebenarnya untuk menyiapkan sarapan ini pun tidak susah dan muluk-muluk. Karena disiapkan untuk memenuhi gizi paling tidak sampe 3 jam ke depan, sarapan harus juga mememuhi 4 sehat 5 sempurna. Misalnya ada nasi (tepung-tepungan), lauk, sayur, buah dan susu. Nah, bila tidak ada sayur maka buahnya harus dobel. Untuk variasi, nasi bisa diganti sereal plus susu. Simple bukan?


Nah, sebagai pembelajaran kebersamaan, orang tua bisa mengajak serta keluarga sampe anak untuk makan sarapan bersama. Di sini jangan sampe orang tua memarahi anak mulai dari bangun tidur, mandi, ganti baju hingga di meja makan. Upayakan membuat gembira hati anak selepas bangun tidur hingga menjelang keberangkatannya sekolah. Masalah orang tua jangan sampe diperlihatkan kepada anak hingga ke meja makan, apalagi sampe adu mulut.Harapannya, dengan hati gembira selepas bangun tidur & sudah sarapan, otak akan bekerja maksimal. Terutama bagi anak yang sedang dalam tumbuh kembang, otak akan memerlukan gizi dan kestabilan emosi. Bagaimanapun otak anak akan merekam apa pun yang sedang terjadi di sekitarnya. Bisa jadi, rekaman ini akan tersimpan hingga dewasa. Kalo yang direkam masalah positif sih ga masalah, kalo sebaliknya?


Untuk pemilihan sekolah, narasumber tadi mengatakan, jika orang tua tidak sempat melihat kondisi sekolah untuk anaknya, mohon disempatkan kepada siapa saja (entah mertua atau siapa saja yang dapat dipercaya) untuk melihatnya. Paling tidak kondisi sekolah harus bersih, ada taman bermain, pohon yang cukup dan variasi pelajaran di kelas. Hal ini penting untuk menunjang perkembangan otak anak.


Kenapa sampe taman bermain hingga pepohonan perlu ada di sekolah? sang anak dalam masa perkembangan ini sangat penting untuk bergerak. Jika sang anak tidak suka bergerak, ini pasti ada masalah baik masalah pribadi atau terkait keluarga. Dengan taman bermain tersebut, sang anak bisa belajar sesuatu di sekitarnya secara alami. Sampe rumah, orang tua bisa mengajak anak untuk mempelajari sesuatu melalui buku. Bisa juga melalui televisi tapi harus ditemani jika sang anak mulai bertanya.


Ternyata mengajari anak sesuatu yang positif begitu penting dan sangat mudah, kalo kita tahu ilmunya. Maka dari itu, perbanyaklah ilmu untuk menunjang masa depanmu. Hal yang kutulis di atas hanya sekelumit saja dari diskusi singkat selama satu jam menjelang makan siangku hari ini. Masih banyak ilmu tentang anak yang harus dipelajari lagi.


Hmmmm...ilmu hari ini ternyata membuat makan siangku begitu enak. Walau hanya pakai tempe, lauk secuil ikan tongkol dan sayur daun singkong plus teh manis hangat favoritku. Buahnya?? susunya? lagi di pasar, belum mampu beli. Next time aja kalo sudah punya istri. Biar dia aja yang beli. He..he..he..1:46 PM 3/5/2009

Tidak ada komentar: